Larangan Takbir / Takbiran Keras Keras

"Kami pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Tiba-tiba, ada beberapa orang sahabat bertakbir dengan suara keras. Mendengar suara takbir yang keras itu,

Rasulullah pun berkata: 'Saudara-saudara sekalian, rendahkanlah suara kalian! Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdoa kepada Tuhan Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat. Dia selalu beserta kalian.'

(HR. Muslim)

Setiap Anak Dilahirkan Dalam Keadaan Fitrah

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda:

"Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai seorang yahudi, nasrani dan majusi. Apabila kedua orang tuanya muslim, maka anaknya pun akan menjadi muslim. Setiap bayi yang dilahirkan dipukul oleh syetan pada kedua pinggangnya, kecuali Maryam dan anaknya (Isa).

(HR. Muslim)

Rasulullah Membuang Cincin

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat cincin dari emas lalu memakainya di jari tangan kanan. Setelah itu beliau duduk di atas mimbar dan bersabda: "Sesungguhnya Aku telah mengenakan cincin ini di jari tangan kananku." Kemudian beliau membuang cincinnya, lantas orang-orang ikut membuang cincin mereka." Ia berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Ali, Jabir, Abdullah bin Ja'far, Ibnu Abbas, 'Aisyah dan Anas." Abu Isa berkata, "Hadits Ibnu Umar ini derajatnya hasan shahih. Telah diriwayatkan pula dari Nafi' dari Ibnu Umar dari jalur lain seperti hadits tersebut. Namun dia tidak menyebutkan bahwa Rasulullah mengenakan cincin pada jari tangan kanannya."

(HR. Tirmidzi)

Doa Dapat Menolak Takdir

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Tidaklah akan bertambah umur (seseorang) kecuali dengan kebaikan, dan tidaklah akan dapat menolak takdir kecuali doa. Sesungguhnya seseorang akan ditahan rizkinya karena dosa yang dia lakukan."

(HR. Ibnu Majah)

Berbakti Pada Orang Tua & Kerabat

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewasiyatkan kalian supaya berbakti kepada ibu-ibu kalian -beliau mengucapkan hingga tiga kali-, berbakti kepada bapak-bapak kalian, berbakti kepada kaum kerabat kalian, lalu kepada kerabat yang lebih dekat lagi."

(HR. Ibnu Majah)

Berbakti Pada Orang Tua

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang anak belum di anggap berbakti terhadap orang tuanya kecuali jika ia mendapati orang tuanya telah menjadi budak, kemudian ia membelinya dan memerdekakannya."

(HR. Ibnu Majah)

Penjelasan Bangkai

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesuatu yang terputus dari anggota tubuh hewan ternak yang masih hidup, maka yang terputus darinya adalah bangkai."

(HR. Ibnu Majah)

Lari Kecil Disekeliling Ka'bah

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya ketika hendak memasuki kota Makkah guna mengerjakan umrah setelah dilakukannya perjanjian Hudaibiyah, 'Sesungguhnya kaum kalian besok akan melihat kalian. Maka perlihatkanlah kekuatan kalian pada mereka.' Ketika mereka memasuki Masjidil Haram, mereka lantas mengusap rukun (Hajar Aswad) dan berlari-lari kecil disertai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bersama mereka. Dan ketika sampai pada rukun Yamani, mereka berjalan sampai rukun Hajar Aswad, kemudian berlari-lari kecil lagi hingga mencapai rukun Yamani. Kemudian mereka berjalan lagi Hingga Hajar Aswad. Dan itu dilakukan tiga kali. Kemudian mereka berjalan di empat putaran yang tersisa."

(HR. Ibnu Majah)

Tidak Boleh Menghukum Di Masjid

"Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Hukuman hudud tidak boleh dilakukan di masjid-masjid."

(HR. Ibnu Majah)

Tidak Ada Potong Tangan Untuk Pencopet

"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak ada hukuman potong tangan bagi seorang pencopet."

(HR. Ibnu Majah)

Pengecualian Sumpah

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah lantas mengucapkan 'Jika Allah menghendaki', maka baginya adalah sesuatu yang dikecualikan."

(HR. Ibnu Majah)

Nabi Isa Melihat Pencuri

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Isa bin Maryam melihat seorang laki-laki mencuri, ia pun berkata, "Apakah engkau mencuri?" laki-laki itu berkata, "Tidak, Dzat yang tidak ada Tuhan selain Dia! " Isa lalu berkata, "Aku beriman dengan Allah dan mendustai penglihatanku."

(HR. Ibnu Majah)

Pengecualian Hasad Untuk 2 Hal

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua hal, yaitu; Seorang yang diberi karunia Alquran oleh Allah sehingga ia membacanya (shalat dengannya) di pertengahan malam dan siang. Dan seseorang yang diberi karunia harta oleh, sehingga ia menginfakkannya pada malam dan siang hari."
(HR. Bukhari)

Membebaskan Budak Muslim

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Siapa saja orang yang membebaskan seorang muslim maka Allah akan menyelamatkan anggota tubuhnya dari api neraka dari setiap anggota tubuh yang dimerdekakannya".

(HR. Bukhari)

Haji Kecil

Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Yunus telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il dari Muhammad bin Yusuf dari As-Sa'ib bin Yazid berkata:

"Aku diajak menunaikan haji bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam padahal saat itu usiaku baru tujuh tahun".

(HR. Bukhari)

Yang Benci Daging Kambing, Silahkan Simak Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah Ini





Yang Benci Daging Kambing, Silahkan Simak Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah Ini

Mukjizat!!! Tidak Pernah Sholat Tapi Masuk Surga Inilah Orangnya - Ustadz Khalid Basalamah



Mukjizat!!! Tidak Pernah Sholat Tapi Masuk Surga Inilah Orangnya - Ustadz Khalid Basalamah

Benarkah Penghuni Surga Dan Neraka Sudah Allah Tentukan Sejak Awal - Ustadz Khalid Basalamah



Benarkah Penghuni Surga Dan Neraka Sudah Allah Tentukan Sejak Awal - Ustadz Khalid Basalamah

Orang Primitif Masuk Surga Atau Neraka - Ustadz Khalid Basalamah



Orang Primitif Masuk Surga Atau Neraka - Ustadz Khalid Basalamah

Nasib Waria Atau Banci di Zaman Nabi Muhammad - Ustadz Khalid Basalamah



Nasib Waria Atau Banci di Zaman Nabi Muhammad - Ustadz Khalid Basalamah

Nasehat bagi yang malas beribadah kepada Allah - Ustadz Khalid Basalamah



Nasehat bagi yang malas beribadah kepada Allah - Ustadz Khalid Basalamah

Mencukur kumis bagi laki laki itu perintah Allah - Ustadz Khalid Basalamah


Mencukur kumis bagi laki laki itu perintah Allah - Ustadz Khalid Basalamah

Manfaat Jenggot - Ustadz Khalid Basalamah


Manfaat Jenggot - Ustadz Khalid Basalamah

Makna & Arti Jazakallahu Khoiron - Tanya Jawab Ustadz Khalid Basalamah



Makna & Arti Jazakallahu Khoiron - Tanya Jawab Ustadz Khalid Basalamah

Pertanyaan Lucu Supir Bus Pada Ustadz Khalid Basalamah




Pertanyaan Lucu Supir Bus Pada Ustadz Khalid Basalamah

Kisah Seorang Janda Dan Sebuah Terong - Ustadz Khalid Basalamah



                          Kisah Seorang Janda Dan Sebuah Terong - Ustadz Khalid Basalamah




Kisah Seorang Janda Dan Sebuah Terong - Ustadz Khalid Basalamah

Kisah Pemuda Tampan Yang Diajak Berzina - Ustadz DR Khalid Basalamah, MA




Kisah Pemuda Tampan Yang Diajak Berzina - Ustadz DR Khalid Basalamah, MA

Kenapa Rezeki Orang Kafir Lancar & Banyak Yang Kaya Raya - Ustadz Khalid Basalamah MA




Kenapa Rezeki Orang Kafir Lancar & Banyak Yang Kaya Raya - Ustadz Khalid Basalamah MA

Istri tidak mau Pakai Jilbab Bolehkah Dicerai - Ustadz Khalid Basalamah



Istri tidak mau Pakai Jilbab Bolehkah Dicerai - Ustadz Khalid Basalamah

Istri Menolak Hubungan Biologis Karena Suami Berjenggot Panjang - Ustadz Khalid Basalamah



Istri Menolak Hubungan Biologis Karena Suami Berjenggot Panjang - Ustadz Khalid Basalamah

Istri Bekerja Suami Nganggur. Tanya Jawab Khalid Basalamah



Istri Bekerja Suami Nganggur - Tanya Jawab Khalid Basalamah

Inilah Penyebab Rezeki Kita Mampet - Ustadz Khalid Basalamah



Inilah Penyebab Rezeki Kita Mampet - Ustadz Khalid Basalamah

Tips Bijak Ketika Kita Didekati wanita - Ustadz Khalid Basalamah



Tips Bijak Ketika Kita Didekati wanita - Ustadz Khalid Basalamah

Tips Ketika Bingung Memilih Calon Suami - Ustadz Khalid Basalamah




Tips Ketika Bingung Memilih Calon Suami - Ustadz Khalid Basalamah

Penjelasan Ternyata Bukan Salah Nabi Adam Kita Ada Di Bumi - Ustadz Khalid Basalamah



Penjelasan Ternyata Bukan Salah Nabi Adam Kita Ada Di Bumi - Ustadz Khalid Basalamah

Bagaimana Cara Mempertahankan Iman Yang Naik Turun - Ustadz Khalid Basalamah



Bagaimana Cara Mempertahankan Iman Yang Naik Turun - Ustadz Khalid Basalamah

Apa Hukum Minum 'Susu' Dari Payudara Istri - Ustadz Khalid Basalamah



Apa Hukum Minum 'Susu' Dari Payudara Istri - Ustadz Khalid Basalamah

Allah Akan Mengubah Nasibmu, Ini Syaratnya - Ustadz Khalid Basalamah



Allah Akan Mengubah Nasibmu, Ini Syaratnya - Ustadz Khalid Basalamah

Cara Berhubungan Biologis Agar Gender Anak Sesuai Keinginan Oleh Ustadz Khalid Basalamah

Cara Berhubungan Biologis Agar Gender Anak Sesuai Keinginan Oleh Ustadz Khalid Basalamah



Cara Berhubungan Biologis Agar Gender Anak Sesuai Keinginan Oleh Ustadz Khalid Basalamah

8 Kejadian Unik Saat Nabi Muhammad Lahir Ustadz Khalid Basalamah



8 Kejadian Unik Saat Nabi Muhammad Lahir Ustadz Khalid Basalamah


Rakusnya Manusia Pada Harta

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Andai kata manusia itu telah mempunyai harta benda sebanyak dua lembah, mereka masih ingin untuk mendapatkan satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi perutnya sampai penuh melainkan hanya tanah (maut). Dan Allah menerima taubat orang yang telah bertaubat kepada-Nya."

(HR. Muslim)

Rasulullah Menangis Mendengar Orang Membaca Al-Quran

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Bacakanlah Al Qur`an padaku." Aku pun berkata, "Aku membacakannya untuk Anda, padahal kepada Andalah ia diturunkan?" beliau bersabda: "Sesungguhnya aku suka mendengarnya dari orang lain."

Akhirnya aku pun membacakan surat An-Nisa` dan ketika sampai pada ayat: "Dan bagaimanakah sekiranya Kami mendatangkan manusia dari seluruh umat dengan seorang saksi, lalu kami mendatangkanmu sebagai saksi atas mereka." Maka beliau pun bersabda padaku: "Cukuplah." Lalu aku pun melihat kedua mata beliau meneteskan air.

(HR. Bukhari)

Tata Cara Sholat Seperti Rasulullah Dalam Hadits

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻛَﻤَﺎ ﺭَﺃَﻳﺘُﻤُﻨِﻲ ﺃُﺻَﻠِّﻲ
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 628, 7246 dan Muslim no. 1533)
Ini adalah perintah beliau kepada umatnya agar meneladani tata cara shalat sesuai dengan apa yang beliau tuntunkan. Lalu bagaimana kaifiyah shalat yang beliau ajarkan? Berikut adalah tuntunan shalat sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk anda sekalian.
Catatan: Kami sengaja tidak menghapus gambar supaya anda lebih bisa memahami gambaran tata cara shalat yang dijelaskan di sini, karena terkadang teks saja tidak mencukupi. Dan untuk anda yang mengakses halaman ini dengan perangkat mobile kami tuliskan teks dalam gambar agar lebih membantu.



1. RAKAAT PERTAMA

• Berwudhu terlebih dahulu. [1]
• Berniat di dalam hati dan tidak dilafazhkan. [2]
• Menghadap kiblat, yaitu Ka’bah. [3]

Perhatian: Menghadap Ka’bah bukan berarti menyembah Ka’bah, tetapi tetap menyembah Allah ‘Azza wa Jalla. Kita menghadap Ka’bah karena kita diperintahkan Allah untuk itu dan kita pun tunduk pada perintah-Nya.

• Menempatkan sutrah di hadapanmu (sutrah yaitu pembatas, seperti: tembok, tiang dan lain-lain). Tinggi sutrah yaitu setinggi satu hasta (dari ujung jari tengah sampai siku). [4] Sedangkan jarak antara sutrah dan tempat sujud adalah kira-kira bisa dilalui seekor kambing. [5]

• Lakukanlah shalat dengan berdiri, bila tidak mampu, maka boleh duduk. Bila tidak mampu duduk, maka dengan berbaring, dan jika tidak mampu menggerakkan anggota badan maka boleh dengan isyarat. Bila tidak mampu dengan isyarat, maka dengan hati. [6]
Footnote:
[1] HR. Muslim
[2] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[3] QS. Al-Baqarah: 144
[4] HR. Muslim
[5] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[6] HR. Al-Bukhari





2. Bertakbiratul ihram, dengan mengucapkan: “Allaahu Akbar” sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu [7] atau telinga, [8] serta melihat ke tempat sujud, tidak menoleh ke kiri atau ke kanan. [9]
Mengangkat tangan ketika takbir bisa dilakukan dengan salah satu dari tiga keadaan:
1. Sebelum ucapan takbir. [10]
2. Bersamaan dengan ucapan takbir. [11]
3. Sesudah ucapan takbir. [12]
Jari-jemari tangan saat takbir dirapatkan, namun tidak digenggam, dan jari-jemarinya menghadap ke atas. [*]
Footnote:
[7] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[8] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[9] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[10] HR. Muslim
[11] HR. Al-Bukhari dan Abu Dawud
[12] HR. Al-Bukhari dan Muslim




3. Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, atau di lengan bawah tangan kiri, atau tangan kanan menggenggam tangan kiri, [13] dan posisi kedua tangan di dada.
[14] • Membaca doa Istiftah, di antaranya:
SUBHAANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA, WA TABAARAKASMUKA WA TA’AALA JADDUKA, WA LAA ILAAHA GHAIRUK.
“Mahasuci Engkau ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu, Mahaberkah nama-Mu, Mahatinggi kekayaan-Mu, dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Engkau.” [15]
Footnote:
[13] HSR. An-Nasa-i
[14] HSR. Abu Dawud dan An-Nasa-i
[15] HSR. Abu Dawud





4. • Membaca Ta’awudz:
A’UUDZUBILLAHIS SAMII’IL ‘ALIIM, MINASY SYAITHAANIRRAJIIM, MIN HAMZIHI, WA NAFKHIHI, WA NAFTSIH.
“Aku berlindung kepada Allah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui, dari (godaan) syaithan yang terkutuk serta dari kegilaannya, kesombongannya dan dari sya’irnya yang tercela. [17]

• Membaca surat al-Faatihah, namun, bacaan “Bismillaahirrahmaanirrahiim” dipelankan (tidak dikeraskan). [17]
Footnote:
[16] HSR. Abu Dawud dan selainnya
[17] HSR. An-Nasa-i



5. • Membaca: “Aamiiin” setelah selesai membaca “Waladhdhaalliin”.[18]
• Setelah membaca al-Faatihah, bacalah salah satu surat atau ayat-ayat al-Qur’an yang engkau hafal. [19] Bacaan surat atau ayat-ayat ini dibaca pada rakaat pertama dan kedua saja.
• Setelah selesai membaca surat, maka berdiam sejenak (thuma’niinah).
 [20]
Footnote:
[18] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[19] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[20] HSR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi




6. • Melakukan ruku’ sambil bertakbir (mengucapkan: “Allaahu Akbar”) dan mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak atau telinga.
[21] Posisi ruku’: Punggung rata, dan kepala sejajar dengan punggung. [22] Kedua telapak tangan diletakkan [23] atau menggenggam [24] kedua lutut dan jari-jemari direnggangkan. [25]
Lakukanlah ruku’ dengan thuma’niinah, yaitu diam sejenak, hingga tulang-tulang menempati posisinya. [26]
Kemudian membaca:
SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIM
“Mahasuci Allah Yang Mahaagung.” (sebanyak 3x) [27]
Footnote:
[21] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[22] HSR. Abu Dawud
[23] HR. Al-Bukhari
[24] HSR. Abu Dawud
[25] HR. Al-Bukhari
[26] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[27] HR. Muslim



7. • Bangkit dari ruku’ (I’tidaal), dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau kedua telinga sambil mengucapkan:
SAMI’-ALLAAHU LIMAN HAMIDAH
“Allah Mahamendengar orang yang memuji-Nya.” [28]
Setelah tegak berdiri lalu mengucapkan:
RABBANA WA LAKALHAMDU, HAMDAN KATSIIRAN THAYYIBAN, MUBAARAKAN FIIH.
“Ya Rabb kami, segala puji hanya milik-Mu dengan pujian yang baik lagi banyak serta penuh berkah.” [29]
Ketika berdiri ini pun harus tenang, tidak terburu-buru. [30]
Footnote:
[28] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[29] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[30] HR. Al-Bukhari dan Muslim



8. • Melakukan sujud sambil bertakbir, kemudian meletakkan kedua lutut terlebih dahulu daripada kedua tangan (atau boleh pula sebaliknya). [31]
– Posisi sujud: Kedua telapak tangan dibuka, tidak mengepal, dan diletakkan sejajar dengan bahu atau telinga, kedua sikut diangkat, dijauhkan dari lantai dan direnggangkan/dijauhkan dari lambung kiri dan kanan, sehingga ketiak kelihatan, kecuali ketika shalat berjamaah, maka kedua sikut dirapatkan ke sisi lambung. [32]
– Posisi jari-jemari ketika sujud: Jari-jemari tangan dirapatkan [33] dan menghadap kiblat. [34]
Footnote:
[31] HSR. Abu Dawud
[32] HSR. Abu Dawud dan An-Nasa-i
[33] HSR. Ibnu Khuzaimah
[34] HR. Al-Bukhari




9. – Posisi ketika sujud: Kedua paha dibuka, [35] lalu ujung jari-jemari kaki menghadap kiblat dan kedua telapak kaki ditegakkan serta kedua tumit dirapatkan. [36] Jarak antara paha dan lambung dijauhkan. [*]
– Sujudlah dengan thuma’niinah dan lakukanlah dengan menempelkan tujuh anggota badan: dahi dan hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan ujung jari-jemari kedua kaki. [37]
Bacaan ketika sujud:
SUBHAANA RABBIYAL A’LAA.
“Mahasuci Allah Yang Mahatinggi.” (sebanyak 3x) [38]
Footnote:
[35] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[36] HSR. Ibnu Khuzaimah
[*] Kitab Al-Qaulul Mubin Fil Akhtaail Mushalliin
[37] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[38] HR. Muslim




10. • Bangkit dari sujud sambil bertakbir lalu duduk Iftirasy (untuk duduk di antara dua sujud), yaitu duduk dengan bertumpu pada telapak kaki kiri dan telapak kaki kanan ditegakkan. [39]
Cara duduk Iftirasy yang salah: Duduk bertumpu di atas kedua telapak kaki.
Footnote:
[39] HR. Muslim




11. – Posisi tangan ketika duduk iftirasy: telapak tangan kanan diletakkan di atas paha kanan, demikian pula dengan tangan kiri.[40] Atau telapak tangan kanan diletakkan di lutut kanan seolah-olah menggenggamnya, demikian pula telapak tangan kiri. [41]
Membaca doa:
RABBIGHFIRLII RABBIGHFIRLII.
“Ya Rabbku ampunilah aku, Ya Rabbku ampunilah aku.” [42]
Footnote:
[40] HR. Muslim
[41] HSR. An-Nasa-i
[42] HSR. Abu Dawud




12. • Lalu sujud kembali, kemudian bangkit dari sujud sambil bertakbir, dan duduk sejenak sebagai duduk istirahat. [43] Kemudian bangkit dengan mengepalkan tangan [47] atau dengan membukanya. [45]
• RAKAAT KEDUA:
Melakukan rakaat kedua dengan bersedekap, lalu membaca surat al-Faatihah.
 [46]
– Rakaat kedua lebih singkat dari rakaat pertama. [47] Sehingga membaca surat yang lebih pendek dari surat di rakaat pertama. Kemudian ruku’, i’tidaal, sujud dan duduk di antara dua sujud sebagaimana pada rakaat pertama.
Footnote:
[43] HR. Al-Bukhari dan Muslim
[44] HSR. Al-Baihaqi
[45] HR. Al-Bukhari
[46] HR. Muslim
[47] HR. Muslim


13. – Setelah sujud kedua, maka lakukanlah tasyahhud Awal dengan posisi duduk yaitu duduk Iftirasy.
Posisi tangan ketika tasyahhud awal:
– Tangan kanan menggenggam jari kelingking dan jari manis, adapun ibu jari dan jari tengah membentuk lingkaran, atau boleh juga digenggam seluruhnya. Kemudian jari telunjuk ditegakkan sambil digerak-gerakkan. [48]
– Pandangan mata harus tertuju pada telunjuk. [49]
Footnote:
[48] HSR. Ibnu Majah
[49] HR. Muslim


14. Lalu membaca doa Tasyahhud Awal:
ATTAHIYYATULILLAH WASH SHALAWAATU WATH THAYYIBATS, ASSALAAMU’ALAIKA AYYUHANNABIYYU WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH, ASSALAAMU’ALAINA WA ‘ALAA ‘IBAADIL-LAHISH SHAALIHIIN. ASYHADU AN-LAA ILAAHA ILLALLAAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA RASUULUH.
“Seluruh penghormatan hanyalah milik Allah dan juga seluruh pengagungan serta kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga kesejahteraan tercurahkan kepada kita dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba dan Rasul-Nya.” [50]
Footnote:
[50] HR. Al-Bukhari dan Muslim



15. Lalu membaca shalawat:
ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALA AALI MUHAMMAD, KAMAA SHALLAITA ‘ALAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI IBRAAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID. ALLAHUMMA BAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA BAARAKTA ‘ALAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI IBRAAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID.
“Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Mahaterpuji lagi Mahaagung. Ya Allah berkahilah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan keluarganya, sebagaimana Engkau berkahi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Mahaterpuji lagi Mahaagung.” [51]
Footnote:
[51] HR. Al-Bukhari dan Muslim



16. • Bila shalat Shubuh, Jum’at atau shalat dua rakaat lainnya, maka tidak ada Tasyahhud Awal, namun langsung melakukan Tasyahhud Akhir, dengan posisi duduk, yaitu duduk Iftirasy, [52] dan membaca seperti bacaan di atas lalu ditambah dengan doa:
ALLAHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZAABIL QABRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAATI, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAL.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Neraka jahannam, adzab kubur, fitnah dalam kehidupan dan kematian dan dari keburukan fitnah al-Masih Dajjal.” [53]
Lalu berdoa lagi sesuai yang diinginkan.
Footnote:
[52] HR. Al-Bukhari
[53] HR. Al-Bukhari dan Muslim



17. • Bila engkau telah melakukan Tasyahhud Awal, maka bangkitlah, lalu kerjakan rakaat ketiga dengan tangan bersedekap dan membaca al-Faatihah dan tidak membaca surat lain setelahnya. Kemudian ruku’, i’tidaal, sujud dan duduk di antara dua sujud lalu sujud kedua seperti biasa.
– Bila shalat Maghrib, maka di rakaat ketiga ini lakukanlah Tasyahhud Akhir setelah melakukan sujud kedua. Posisi duduknya yaitu, duduk Tawarruk (dengan posisi: Telapak kaki kanan ditegakkan, kaki kiri diletakkan di bawah kaki kanan, dan pantat duduk di lantai). Bacaannya sama dengan yang sebelumnya. [54]
– Bila tidak mampu duduk tawarruk seperti gambar no. 24, maka boleh melakukannya seperti pada gambar no. 25.
Footnote:
[54] HR. Al-Bukhari


18. • Bila engkau telah melakukan sujud kedua, maka bangkitlah lalu kerjakanlah rakaat keempat. 

Lalu ruku’, i’tidaal, sujud, duduk di antara dua sujud dan sujud kedua seperti biasa. Maka lakukanlah Tasyahhud Akhir dengan posisi duduk Tawarruk.

• Setelah itu salam, dimulai dengan menolehkan wajah ke kanan sambil mengucapkan:
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAAH.
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepada kalian.” [55]
Lalu menolehkan wajah ke kiri dengan mengucapkan ucapan yang sama.
Footnote:
[55] HR. Muslim
Demikianlah pembaca tuntunan shalat secara ringkas berdasarkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Untuk penjelasan lebih lengkap dan detail silakan membaca buku Sifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam karya Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Lebih Kurang Seperti Itulah Tata Cara Sholat Seperti Rasulullah Dalam Hadits, Jika Ada Yang Kurang Atau Berbeda Silahkan Berdiskusi Di Komentar




Indonesia Tanpa Pacaran

Kenapa kalau pacaran, yang banyak rugi perempuan?

1. Karena perempuan itu suka merasa. Kalau udah suka, ya bisa kepikiran terus. Ada masalah dikit galau, pacar selingkuh nangis, pacar ninggalin? duh gatau deh.

2. Karena perempuan itu gampang percaya. Kalau dia udah yakin itu cowo baik. Udah percayain semuanya. Terus tetiba dia ditinggalin gitu aja setelah ada yang lebih baik atau setelah ia kehilangan hal paling penting darinya, ahh.. berakhirlah sudah.

3. Karena masalalu perempuan itu penting.
Pacaran, buat menghindari sentuh-sentuhan, jalan berduaan atau hal-hal yang lebih jauh kadang susah. Apalagi kalau urusannya udah soal nafsu, cuma berdua lagi. Iya kan?

Coba tanyain deh sama cowo, kebanyakan dari mereka itu pengennya istri yang baik, sholehah, dan paling penting masih suci.
Ketika kesucianmu hilang karena pacaran terus pacarmu nikah sama yang lain?
duh ah.. bisa berasa runtuuuh dunia.

That’s why orang-orang banyak ngingetin kita gimana bahanyanya pacaran.
Gimana pentingnya kita tetep jadi sebaik-baik perhiasan.
Dan gimanaa dampak pacaran buat kita dimasa depan.

Makanya selagi belum jauuuuh. Selagi Allah masih ngasi kesempatan. Mending di sudahin atau halalain ajah.

Daripada makin didiemin, dosa makin banyak, maksiat makin rajin, kehilangan sisi terpenting perempuan bisa aja terjadi, kan?

:) #ayoHalalin

Kunjungi,

IG : @islam_nasehat

Blog : www.islam-nasehat.tk

Untuk ilmu bermanfaat lainnya.

Makanan Terburuk Dalam Pesta Pernikahan

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam al-Bukhari Rahimahumullahu Ta’ala dari sahabat mulia Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, #Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menyebutkan ciri #walimah #pernikahan yang paling #buruk. Hendaknya kita memperhatikan riwayat ini, agar #makanan yang kita hidangkan dalam walimah nikah tidak tergolong dalam seburuk-buruknya hidangan.
.
“Makanan yang paling buruk adalah makanan dari pesta walimah yang tidak diundang di dalamnya orang yang mau datang kepadanya (#orangmiskin), tapi diundang orang yang engggan datang kepadanya (#orangkaya). Barang siapa tidak memperkenankan undangan, sesungguhnya telah #durhaka kepada #Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.”
.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini, makanan yang paling buruk dinisbatkan pada hidangan walimah yang hanya mengundang orang kaya. Padahal, orang kaya sudah terbiasa mengonsumsi makanan enak dan sangat jarang merasa puas dengan hidangan makan yang disediakan dalam walimah pernikahan yang dia hadiri.

Sebaliknya, dalam walimah tersebut tidak mengundang orang-orang miskin, padahal mereka sangat menghajatkan makanan yang #enak dalam pesta walimah karena jarang mengonsumsinya. “Seburuk-buruk makanan ialah makanan (walimah) yang hanya mengundang orang-orang kaya, tetapi meninggalkan orang-orang miskin.”
.
Senada dengan hadits pertama, hadits kedua yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari menyebutkan bahwa semewah apa pun makanan yang dihidangkan dalam sebuah walimah pernikahan, jika hanya mengundang orang-orang kaya dan tidak melibatkan orang-orang miskin, maka makanan tersebut disebut oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sebagai seburuk-buruknya makanan.

Dua hadits yang mulia ini hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi sebagian kita. Islam sebagai agama yang mulia benar-benar mengatur seluruh persoalan yang dihadapi oleh umat manusia. Bahkan dalam hal walimah pernikahan, #Islam memberikan panduan yang sangat jelas, manusiawi, dan sesuai dengan norma-norma kebaikan yang terkandung dalam masyarakat.
.
.
.
IG : @islam_nasehat

Blog : www.islam-nasehat.tk

Muslim Yang Bijak Adalah Yang Paling Banyak Mengingat Kematian

"Ya Rasulullah, bagaimanakah orang mukmin yang utama?"

Beliau menjawab: "Orang yang paling baik akhlaknya."

Dia bertanya lagi; "Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?"

Beliau menjawab: "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak."

(HR. Ibnu Majah)

Hijrahmu Palsu

▶Dulu, kamu gemar memamerkan aurat dengan pakaian ketat serba mini dan banyak gaya.
✅Sekarang, yang kamu pamerkan mata indah lentikmu yang mendapat pujian dari ikhwan sejagad maya.
Lalu, apa bedanya?
.
▶Dulu, kamu habiskan waktumu dengan pacaran bercumbu mesra.
✅Sekarang, kamu pun berduaan dengan ikhwan modus di chat whatsapp, berlindung di balik "taaruf" dan Kau Viralkan "TANPA PACARAN"
apa bedanya?
.
▶Dulu, kamu mengidolakan oppa-oppa korea yang katamu tampan, kamu pun tak bisa menundukkan pandangan.
✅Sekarang, kamu berpindah pada ikhwan-ikhwan 'religi' selebgram, katamu itulah suami idaman.
Lalu, apa bedanya?
.
💯Tampilanmu memang berubah, hadir dikomunitas 'akhwat berniqab' ke sana kemari, lalu foto selfie wefie-mu bertebaran di sana sini, tapi majlis ilmu tak pernah kau kunjungi.
.
📚Hafalan al-Qur'an-mu tak bertambah, pemahamanmu mengenai agama sebatas mengandalkan logika dan "katanya", tak pernah tersentuh kitab-kitab para ulama, lalu mau kau apakan anak-anakmu kelak?
.
Apa yang akan engkau ajarkan pada mereka❓
.
Shalihah, mari jadikan diri kita lebih baik, bukan sekadar tampilan, tapi juga dari segi keilmuan.
Karena perempuan adalah tonggak sebuah peradaban.
.
🌹Shalihah, Mari kita datangi majelis ilmu, sibukkan diri kita dengan ilmu, ilmu, dan ilmu. Lalu barengi dengan perbaikan adab, hapus foto-fotomu, jangan terperdaya dengan pujian, itu hanya ucapan yang akan menjauhkanmu dari keberkahan.
.
Carilah ridha Allah semata.
Teladanilah para istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabiyah--dimana kita tak pernah tahu raut wajah mereka, namun nama mereka sampai saat ini harum mewangi.

#muhasabahdiri
.

Search Now

Featured Post

Menghinakan Orang Kafir Dengan Syair

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ  لَا يُؤْمِنُوْنَ Sesungguhnya orang-orang kafir, sam...

Related